MUSEUM BALI

Loading

Peran Adat Bali dalam Membangun Keharmonisan Masyarakat

Peran Adat Bali dalam Membangun Keharmonisan Masyarakat


Peran adat Bali dalam membentuk keharmonisan masyarakat telah lama menjadi landasan kuat bagi keberlangsungan budaya dan tradisi di Pulau Dewata. Adat merupakan seperangkat norma dan nilai yang diwariskan dari nenek moyang, yang menjadi pedoman bagi perilaku dan interaksi sosial masyarakat Bali.

Menurut Ni Luh Kartini, seorang pakar budaya Bali, “Adat Bali tidak hanya sekedar tradisi yang harus dijaga, namun juga sebagai landasan yang mengatur hubungan antarindividu dalam masyarakat. Dengan mematuhi adat, maka keharmonisan dan keseimbangan dalam hidup bersama dapat terjaga dengan baik.”

Peran adat Bali juga tercermin dalam berbagai upacara adat yang dilaksanakan secara rutin, seperti Ngaben, Odalan, dan Upacara Melasti. Upacara-upacara ini tidak hanya menjadi sarana untuk menghormati leluhur, namun juga sebagai bentuk keterlibatan seluruh masyarakat dalam menjaga keharmonisan sosial.

Dalam konteks yang lebih luas, peran adat Bali juga dapat dilihat dalam upaya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam. Adat Bali mengajarkan untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, sehingga tercipta harmoni yang berkelanjutan.

Sanggar Darma Santi, seorang tokoh adat Bali, menyatakan bahwa “Adat Bali merupakan warisan yang mengajarkan untuk hidup berdampingan dengan alam, sehingga keberlangsungan kehidupan dapat terjaga dengan baik. Tanpa adat, maka keharmonisan masyarakat Bali akan sulit terwujud.”

Dengan demikian, peran adat Bali dalam membentuk keharmonisan masyarakat tidak dapat dipandang enteng. Adat bukan hanya sekedar tradisi, namun juga sebagai pondasi yang kokoh dalam membangun hubungan antarindividu, pelestarian budaya, dan keberlanjutan lingkungan. Semua itu merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Bali yang memiliki nilai luhur dan mendalam.